Kamis, 19 Juni 2014

MAKALAH DIFUSI DAN DESIMINASI INOVASI




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia dengan akalnya telah dapat menunjukkan kelebihan anugrah Tuhan dengan kemampuannya menciptakan berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan lingkungannya untuk kemajuan dan kesejahteraan hidupnya. Pada mulanya ada tiga hal yang menjadi dasar kebangkitan kemajuan kehidupan umat manusia yaitu diciptakannya bahasa tulis kira-kira lima atau enam ribu tahun yang lalu, disusul dengan kemampuan mengoperasikan hitungan sederhana kira-kira seribu tahun kemudian dan diciptakannya mesin cetak sekitar lima ratus tahun yang lalu. Dengan bahasa tulis kita mampu merekam (mencatat) berbagai macam informasi secara permanen serta mampu mengirimkan pesan dengan menerobos keterbatasan ruang dan waktu. Perkembangan zaman berikutnya kemajuan teknologi semakin cepat seperti, telephon, radio komunikasi, radar, dan berbagai macam digital computer elektronik. Teknologi ini berkembang ke berbagai bidang kehidupan seperti di toko, di sekolah, perguruan tinggi, kantor bahkan ke rumah tangga. Hasil kemajuan teknologi memang dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, tetapi kemajuan dan perubahan ini terkadang banyak orang yang masih belum mau menerima apalagi melaksanakannya. Bahkan banyak pula yang menyadari bahwa sesuatu yang baru itu bermanfaat baginya, tetapi belum juga mau menerima dan mau menggunakan atau menerapkannya. Dari permasalahan ini ternyata memang ada jarak antara mengetahui dan mau menerapkannya serta menggunakan atau menerapkan ide yang baru tersebut. Maka dalam proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana cara untuk mempercepat diterimanya suatu inovasi oleh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk memecahkan masalah tersebut maka difusi inovasi menarik perhatian para ahli pengembangan masyarakat dan dipelajari secara mendalam.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian divusi dan desiminasi inovasi
2.      Elemen divusi inovasi

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN DIVUSI DAN DESIMINASI INOVASI
Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat(anggota sistem sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalamwaktu tertentu. Komunikasi dalam definisi ini ditekankan dalam arti terjadinyasaling tukar informasi (hubungan timbal balik), antar beberapa individu baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan. Dengan adanya komunikasi ini akan terjadi kesamaan pendapat antar warga masyarakat tentang inovasi. Jadi difusi dapat merupakan salah satu tipe komunikai yakni komunikasi yang mempunyai ciri pokok, pesan yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovasi). Rogers membedakan antara sistem difusi sentralisasi dan sistem difusi desentralisasi. Dalam sistem difusi sentralisasi, penentuan tentang berbagai hal Seperti: kapan dimulainya difusi inovasi, dengan saluran apa, siapa yang akan menilai hasilnya, dan sebagainya, dilakukan oleh sekelompok kecil orang tertentu atau pimpinan agen pembaharu. Sedangkan dalam sistem difusi desentralisasi, penentuan itu dilakukan oleh klien (warga masyarakat) bekerja sama dengan beberapa orang yang telah menerima inovasi. Dalam pelaksanaan sistem difusi desentralisasi yang secara ekstrim tidak perlu ada agen pembaharu. Warga masyarakat itu sendiri yang bertanggungjawab terjadinya difusi inovasi. Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Jadi kalau difusi terjadi secara spontan, maka diseminasi dengan perencanaan. Dalam pengertian ini dapat juga direncanakan terjadinya difusi. Misalnya dalam penyebaran inovasi penggunaan pendekatan ketrampilan proses dalam proses belajar mengajar. Setelah diadakan percobaan ternyata dengan pendekatan keterampilan proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan siswa aktif belajar. Maka hasil percobaan itu perlu didesiminasikan untuk menyebarluaskan cara baru tersebut, dengan cara menatar beberapa guru dengan harapan akan terjadi juga difusi inovasi antar guru di sekolah masing-masing, terjadi saling tukar informasi dan akhirnya terjadi kesamaan pendapat antara guru tentang inovasi tersebut.
Diseminasi inovasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelolah. Jadi kalau difusi terjadi secara sepontan, maka diseminasi dengan perencanaan. Ini berbeda dengan difusi yang merupakan alur komunikasi spontan. Diseminasi merupakan tindak inovasi yang disusun menurut perencanaan yang matang, melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bentuk diseminasi, karena sebarannya berdasarkan sebuah perencanaan dengan pandangan jauh ke depan. Di dalam pelaksanaannya pun, tidak sembarang kegiatan dapat dlakukan, namun benar-benar berdasarkan sebuah program yang terarah dan terencana secara matang.
B.     ELEMEN DIVUSI INOVASI
Rogers mengemukakan ada 4 elemen pokok difusi inovasi, yaitu: (1) inovasi, (2) komunikasi dengan saluran tertentu, (3) waktu, dan (4) warga masyarakat (anggota sistem sosial). Untuk jelasnya setiap elemen diurakan sebagai berikut:
1.      Inovasi
Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik berupa hasil invensi atau diskoveri yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu. Baru disini diartikan mengandung ketidak tentuan (uncertainty), artinya sesuatu yang mengandung berbagai alternatif. Sesuatu yang tidak tentu masih terbuka berbagai kemungkinan bagi orang yang mengamati, baik mengenai arti, bentuk, manfaat, dan sebagainya. Dengan adanya informasi berarti mengurangi ketidak tentuan tersebut, karena dengan informasi itu berarti memperjelas arah pada satu alternatif tertentu.
2.      Komunikasi dengan saluran tertentu
Saluran komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari seorang ke orang lain. Kondisi ke dua pihak yang berkomunikasi akan mempengaruhi pemilihan atau penggunaan saluran yang tepat untuk mengefektifkan proses komunikasi. Misalnya saluran media massa seperti radio, televisi, suratkabar, dan sebagainya telah digunakan untuk menyampaikan informasi dari seorang atau seklompok orang kepada orang banyak (massa). Biasanya media massa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada audien dengan maksud agar audien (peneriam informasi) mengetahui dan menyadari adanya inovasi. Sedangkan saluran interpersonal (hubungan secara langsung antar individu), lebih efektif untuk mempengaruhi atau membujuk seseorang agar mau menerima inovasi, terutama antara orang yang bersahabat atau mempunyai hubungan yang erat. Dalam penggunaan saluran interpersonal dapat juga terjadi hubungan untuk beberapa orang, dengan kata lain saluran interpersonal dapat dilakukan dalam suatu kelompok.
3.      Waktu
Waktu adalah elemen yang penting dalam proses difusi, karena waktu merupakan aspek utama dalam proses komunikasi. Tetapi banyak peneliti komunikasi yang kurang memperhatikan aspek waktu, dengan bukti tidak menunjukkannya secara eksplisit variabel waktu. Mungkin hal ini terjadi karena waktu tidak secara nyata berdiri sendiri terlepas dari suatu kejadian, tetapi waktu merupakan aspek dari setiap kegiatan.
4.      Warga Masyarakat (anggota sistem sosial)
ialah hubungan (interaksi antar individu atau orang dengan bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan tertentu. Anggota sistem sosial dapat individu, kelompok-kelompok informal, organisasi, dan sub sistem yang lain. Contohnya: petani di pedesaan, dosen, dan pegawai di perguruan tinggi, kelompok dokter di rumah sakit, dan sebagainya. Semua anggota system sosial bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan bersama. Dengan demikian maka sistem sosial merupakan ikatan bagi anggotanya dalam melakukan kegiatan artinya anggota tentu saling pengertian dan hubungan timbal balik. Jadi sistem sosial akan mempengaruhi proses difusi inovasi, karena proses difusi inovasi terjadi dalam sistem sosial. Proses difusi melibatkan hubungan antar individu dalam sistem sosial, maka jelaslah bahwa individu akan terpengaruh oleh sistem sosial dalam menghadapi suatu inovasi.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem.
2.      Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelolah. Jadi kalau difusi terjadi secara sepontan, maka diseminasi dengan perencanaan. Ini berbeda dengan difusi yang merupakan alur komunikasi spontan. Diseminasi merupakan tindak inovasi yang disusun menurut perencanaan yang matang
3.      Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

B.     SARAN
1.      Jika kita ingin inovasi cepat diadopsi oleh masyarakat, hal pertama yang harus diperhatikan oleh kita adalah difusi apa yang tepat digunakan untuk menyebarkan inovasi. Karena pada dasarnya terdapat perbedaan di masyarakat dalam mengadopsi atau menerima inovasi. Ada sekelompok masyarakat yang cepat dalam menerima inovasi, ada juga yang membutuhkan waktu yang lama untuk menerima suatu inovasi.




                           DAFTAR PUSTAKA











1 komentar: